Laman

Sabtu, 21 Mei 2011

Lawar

Lawar merupakan salah satu kuliner khas Bali yang cukup unik, terbuat dari campuran daging cincang, sayur-mayur dan bumbu lawar tentunya. Daging yang digunakan bisa bermacam-macam, antara lain daging babi, ayam, bebek, mentok / kuwir, penyu, lebah madu muda / nyawan, bahkan cumi. Begitu juga sayur-mayurnya, ada yang menggunakan nangka, kacang panjang, kelapa muda / klungah, sampai daun belimbing (tergantung jenis lawar yang ingin dibuat).
Resep pembuatan lawar di Bali-pun sebenarnya mempunyai ciri khas masing-masing disesuaikan dengan asal daerahnya, jadi rasa lawar Gianyar agak sedikit berbeda baik dari segi rasa maupun penyajiannya dengan lawar Buleleng. Jika dibedakan menurut warnanya, lawar dapat dibagi menjadi 2, yakni lawar merah dan lawar putih. Lawar merah dibuat dengan campuran darah sedangkan lawar putih tanpa darah dan biasanya didominasi oleh campuran kelapa. Keunikan tersebut membuat lawar menjadi incaran para wisatawan domestik maupun mancanegara yang berwisata ke Bali, selain makanan khas lain yang juga sudah populer seperti babi guling dan juga betutu.
Bagi masyarakat Bali, disamping sebagai lauk pauk lawar menjadi salah satu sarana dalam melaksanakan upacara adat maupun keagamaan di Bali seperti upacara pernikahan, kematian, merayakan hari-hari besar (seperti Galungan dan Kuningan) serta upacara di tempat-tempat suci (Pura). Pada dasarnya, lawar merupakan komponen penting sebagai pelengkap sesaji yang berfungsi sebagai simbol untuk menyatakan rasa syukur, bhakti serta terima kasih kehadapan Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kehidupan di dunia ini. Makan lawar (bagi orang Bali) tidak lengkap rasanya tanpa minum tuak atau arak. Bukannya bermaksud arogan, namun meminum minuman beralkohol setelah makan lawar dipercaya dapat menetralkan lemak yang terkandung dalam makanan tersebut.

sumber : wisata ke bali

Tidak ada komentar:

Posting Komentar